PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Utara

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sulawesi Utara

Tim Satgas Pompanisasi dan PAT BSIP Sulawesi Utara Melanjutkan Survey Lokasi Kabupaten Bolaang Mongondow




 Tim Satgas Pompanisasi dan PAT BSIP Sulawesi Utara Melanjutkan Survey Lokasi Kabupaten Bolaang Mongondow

 
Bolaang Mongondow (22/3) Tim Satgas BSIP Sulawesi Utara melanjutkan survey lokasi terkait kegiatan pompanisasi dan PAT di kecamatan Bolaang, Lolayan, Passi Barat, Passi Timur dan Bilalang. 
 
Lokasi pertama yang dituju tim yaitu kecamatan Bolaang. Tim berkoordinasi dengan Koordinator BPP Bolaang (Thres Sianipar) dan PPL Kec. Bolaang. Setelah melakukan verifikasi data lahan sawah tadah hujan di Kec. Bolaang tim melakukan survey ke Desa Inobonto didampingi PPL setempat. Lahan sawah tadah hujan di Desa Inobonto telah dikelola oleh petani, tim sempat berdiskusi dengan petani yang sedang panen padi. Lahan sawah tadah hujan di Desa Inobonto telah ada pompa air bantuan Distan dan masih berfungsi dengan baik (1-unit pompa ukuran 6 inch) untuk dapat mengairi sawah dekat sumber air. Sebagian petani mengelola lahan sawahnya secara swadaya untuk pengadaan pompa kapasitas kecil (3 inch). Masih terdapat lahan sawah tadah hujan seluas kurang lebih 65 ha belum dikelola karena tidak ada air, untuk itu diperlukan adanya tambahan pompa air guna mengairi lahan yang belum terkelola tsb. Diperlukan solusi yaitu penambahan pompa air kapasitas besar dan pembuatan saluran untuk distribusi ke lahan yang belum terjangkau. Desa Inobonto telah disurvei BWS, namun belum ada hasil masih dalam proses pertimbangan baik yang dekat sumber air untuk penambahan pompa air maupun yang jauh untuk pemenuhan pengairannya.
 
Lokasi kedua yaitu kecamatan Lolayan. Tim bertemu dengan Koordinator BPP Kec. Lolayan (Sugeha Mokoginta) dan melakukan verifikasi data. Setelahnya tim melakukan survei lokasi di Desa Tungoi I didampingi koordinator BPP dan petani setempat. Kondisi di lapangan bahwa air yang ada tidak mencukupi untuk mengairi semua lahan tadah hujan. Beberapa petak sawah telah ditanami umur sekitar 2 minggu, dalam keadaan kering bahkan tanah mulai pecah-pecah, tanaman akan kering/mati jika tidak ada air berkelanjutan. Permasalahan yang dihadapi yaitu sumber air/sungai agak besar lokasi jauh melewati pemukiman. Diperlukan solusi yaitu pompa air untuk menarik air dari sumber air selanjutnya dialirkan ke lahan yang masih membutuhkan air, walaupun melewati pemukiman.
 
Lokasi ketiga yaitu kecamatan Passi Timur. Tim bertemu dengan Koordinator BPP Kec. Bassi Timur Bpk Yani Ratoe, melakukan verifikasi data 11 Desa di Kec. Passi Timur. Sebagian besar lahan merupakan sawah irigasi namun karena beberapa saluran air yang telah rusak, petani telah beralih budidaya jagung. BWS telah melakukan verifikasi semua lahan di Kecamatan Passi Timur, hasilnya BWS tidak mengakomodir bantuan pompa air dll ke Kec. Passi Timur.
 
Lokasi keempat yaitu Kecamatan Passi Barat. Tim berkoordinasi dengan Koordinator BPP Kec. Passi Barat (Yusran) dan melakukan verifikasi data. Beberapa lahan telah digunakan beralih ke budidaya jagung. BWS telah melakukan survei di beberapa lokasi. Terdapat lahan sawah tadah hujan di Desa Wangga I seluas 20 ha, namun tidak terdaftar dalam SK Mentan, sesuai informasi terdapat sumber air dan saluran air namun tidak difungsikan sebagai lahan sawah karena air tidak terbendung akibatnya air tidak masuk ke saluran air yang telah dibuat.
 
Lokasi kelima yang dikunjungi Tim yaitu kecamatan Bilalang. Tim berkoordinasi dengan Koordinator BPP Kec. Bilalang (Dahrul) dan melakukan verifikasi data. Beberapa lokasi telah dialihfungsikan menjadi pemukiman. Desa Bilalang Baru dan Bilalang II Utara tinggal bekas sawah, karena sumber air tidak cukup mengairi, telah disurvei oleh BWS dipertimbangkan untuk mendapat bantuan pompa air.